Pages

Arsip

Ramadhan, Pebola Muslim di Jerman Dibolehkan Tak Puasa


Para pemain sepak bola Muslim profesional boleh makan secara normal selama bulan suci Ramadhan Rabu mendatang sehubungan dengan persetujuan antara para pemimpin Muslim dengan para pejabat olahraga Jerman mengenai puasa.

Dewan Pusat Muslim di Jerman mengatakan pihaknya memprakarsai perundingan dengan Persatuan Sepak Bola Profesional negara tersebut dan mencari nasihat para cendekiawan Muslim untuk menyelesaikan sengketa tentang puasa para pemain.

Universitas Al-Azhar di Kairo berkesimpulan bahwa pengecualian dari peraturan puasa yang ketat di bulan Ramadhan dapat diberikan bagi para pemain profesional.

"Kontrak antara pemain dan tim menetapkan para pemain untuk memberikan penampilan tertentu dan bila pekerjaan ini, berdasarkan perjanjian kontrak (dan bukan untuk amatir atau sepak bola hobi), merupakan satu-satunya sumber penghasilan dan bila ia harus bermain selama waktu ini, maka ia boleh berbuka puasa," tulis Al-Azhar, otoritas paling terkemuka dalam Islam Sunni.

Dewan Eropa untuk Fatwa dan Riset yang bermarkas di Dublin memilih untuk tidak mengabaikan masalah tersebut setelah apa yang digambarkannya sebagai penilaian definitif Al-Azhar.

Liga Sepak Bola Jerman sepakat untuk menyumbangkan penemuan tertulis tersebut kepada para pemainnya di beberapa liga.

Konflik di Jerman itu dimulai ketika tim divisi kedua, FSV Frankfurt, memberikan peringatan resmi Oktober lalu kepada tiga pemain Muslim yang berpuasa selama Ramadhan dan tidak memberitahu pelatih mereka.

Kepala Eksekutif FSV Bernd Reisig menyambut baik persetujuan tersebut.

"Kami merasa sangat senang bahwa pengaturan dapat ditemukan yang memungkinkan para pemain tampil secara profesional sebagai atlet papan atas dan masih sepenuhnya menjalankan ajaran agama mereka," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar