Pages

Arsip

Sepuluh Transfer Paling Mustahil

10) Alessandro Del Piero ke Inter Milan

Beberapa tahun silam GOAL.com menyiarkan kabar Intermerekrut Del Piero. Tak heran, fans Juve membanjiri dengan komentar yang terkejut dan sulit mempercayai sang legenda akan bergabung ke rival terbesar mereka. Mereka yang membaca berita dengan benar akhirnya sadar, bukan Alessandro yang hijrah ke Inter, melainkan seorang remaja 14 tahun asal Treviso bernama Jago del Piero, yang tak bertalian darah dengan Il Pinturicchio. Seorang pembaca mengatakan, "Saya hampir menderita serangan jantung." Itulah yang akan terjadi seandainya Alex benar-benar pindah ke Giuseppe Meazza.

9) Giovanni Trapattoni ke Prancis

Momen paling kontroversial tahun 2009 tak pelak adalah kisah "Tangan Henry", insiden handball paling kontroversial setelah Diego Maradona pada 1986. Peluang Irlandia ke Piala Dunia 2010 punah sudah setelah tangan Thierry Henry membantu terciptanya gol Prancis yang menuntaskan pertandingan dengan agregat 2-1.

Henry menghentikan bola dengan tangan dan mengumpan kepada William Gallas untuk mencetak gol yang menentukan. Irlandia berang dan mendesak agar pertandingan diulang. FIFA bergeming. Henry dicerca. Tak mau menyerah, federasi sepakbola Irlandia (FAI) meminta disertakan sebagai tim peserta ke-33. FIFA tetap menolak. Makanya, tidakkah pecinta sepakbola bakal heran jika di bangku cadangan Prancis duduk seorang Giovanni Trapattoni, yang hingga kini masih melatih Irlandia.

8) Pele ke Boca Juniors

Banyak pemain yang diidentikkan dengan sebuah klub. Sebut saja Franz Beckenbauer dengan Bayern Muenchen atau Diego Armando Maradona dengan Boca Juniors. Nah, sekarang bayangkan kalau saja dalam perjalanan kariernya Pele pernah bermain untuk Boca, atau menjadi pelatih atau direktur. Dua pemain sekaligus seteru terbesar di Amerika Selatan itu tak pernah akur satu sama lain. Keduanya pun masih memperebutkan gelar "pemain terbaik dunia sepanjang masa".

7) Diego Maradona ke River Plate

Masih menyambung ulasan poin terdahulu, hampir mustahil menyaksikan Maradona membela River Plate. Seperti halnya jika si boncel berseragam Santos, atau melatih Brasil atau Inggris. Cinta Diego hanya untuk Boca, semua orang mengetahuinya, berdasarkan latar belakang kelas pekerja yang dimilikinya. Tak terbayangkan jika Maradona mengenakan seragam River Plate, klub kelas atas -- lebih sulit dipercaya ketimbang jika Maradona ditunjuk menjadi presiden bank federal Amerika Serikat.

6) Sol Campbell ke Arsenal

Transfer ini memang terjadi, tetapi seharusnya tak mungkin terjadi.

Inilah transfer paling kontroversial sepanjang sejarah Liga Primer Inggris. Campbell hijrah dari Tottenham Hotspur, klub yang membesarkannya, untuk bergabung dengan pasukan Arsene Wenger, Arsenal. Padahal, Campbell sempat bersumpah takkan mewujudkan transfer tersebut dan berjanji menutupi kerugian £20 juta yang dialami Spurs.

Tak heran jika cinta pendukung Spurs berubah menjadi benci. Cercaan masih berlangsung bahkan ketika Campbell bermain untuk Portsmouth. Beberapa fans Spurs bahkan ditahan pihak keamanan saking kerasnya mengejek Campbell. Apapun, lima tahun Campbell bersama Arsenal membuahkan dua gelar Liga Primer Inggris dan tiga Piala FA. Musim lalu, Campbell kembali ke Arsenal secara jangka pendek. Sekarang mustahil rasanya Campbell kembali ke White Hart Lane sebagai pemain Spurs.

5) Byron Moreno ke Federasi Sepakbola Italia

Masih jelas dalam ingatan pecinta sepakbola tersingkirnya Italia di babak 16 besar Piala Dunia 2002 akibat gol emas penyerang Korea Selatan, Ahn Jung-hwan.

Masih jelas pula dalam pertandingan tersebut Italia merasa kerap dirugikan keputusan wasit asal Ekuador, Byron Moreno, termasuk kartu merah kepada Francesco Totti yang dianggap melakukan diving. Usai pertandingan, Italia menuduh terjadinya konspirasi mentingkirkan mereka terutama karena empat gol mereka pada dua pertandingan terdahulu melawan Kroasia dan Meksiko dianulir wasit.

Moreno menjadi bulan-bulanan tahun 2002. Akhir tahun yang sama, sang wasit menerima sanksi larangan memimpin pertandingan 20 kali karena memainkan 13 menit waktu ekstra dalam sebuah kompetisi domestik. Setelah sanksinya usai, Moreno kembali membuat sensasi dengan mengusir tiga pemain sekaligus dalam satu pertandingan.

Segera setelah itu Moreno pensiun. Apa jadinya kalau dia diajak bergabung ke FIGC?

4) Xavi dan Carles Puyol ke Real Madrid

Masyarakat Katalunya sangat membanggakan otonomi khusus mereka dan kebanggaan itu kian jelas setiap kali Barcelona bertemu dengan Real Madrid dalam El Clasico. Pertemuan dua tim itu ibarat mempertemukan dua sisi politik yang berbeda akibat kondisi sosial yang diwarisi zaman Perang Saudara Spanyol.

Sekarang, apakah mungkin pemain binaan Barcelona seperti Xavi, Carles Puyol, atau Josep Guardiola hijrah ke Real Madrid?

3) Massimo Moratti ke Juventus

Skandal Calciopoli 2006 terus menyisakan misteri besar. Hingga kini, kejadian sebenarnya pun belum terungkap di depan publik. Fans Inter merasa Juventus sudah menerima sanksi yang pantas, yakni dua gelar juaranya dicopot dan didegradasi ke Serie B, akibat pengaruh Luciano Moggi yang dianggap mengatur hasil pertandingan. Juventus bersikukuh menganggap Calciopoli adalah sebuah konspirasi besar karena klub tak pernah dinyatakan bersalah mengatur hasil pertandingan serta sistem peradilan yang dianggap sarat kepentingan.

Menurut fans Juve, otak dari segala kontroversi adalah presiden Inter, Massimo Moratti, yang memanfaatkan hubungannya dengan presiden Telecom Italia Tronchetti Provera serta pejabat FIGC Guido Rossi -- keduanya pemegang saham Inter -- untuk memanipulasi barang bukti dan memerosokkan Juventus. Kalau Moratti meninggalkan Inter untuk menjadi presiden Juve, bayangkan "perang" seperti apa yang akan terjadi di Turin.

2) Wayne Bridge ke Chelsea

Kali ini alasannya lebih bersifat personal. Bridge bermain untuk Chelsea selama enam tahun sejak 2003 hingga 2009, tapi sepertinya tak ada kesempatan kedua berlaga di Stamford Bridge. Sang pemain berseteru dengan mantan rekan setim John Terry yang berselingkuh dengan mantan kekasihnya, Vanessa Perroncel. Kisah kasih tersebut mewarnai persiapan Inggris menuju Piala Dunia 2010. Bridge memutuskan melepas peluang berseragam timnas Inggris demi menghindari Terry. Jelas, Bridge tak mau lagi satu tim bersama Terry.

1) Francesco Totti ke Lazio

Masih terkait pemain yang identik dengan satu klub. Mungkin tak ada lagi pemain yang begitu identik dengan klubnya selain Totti kepada AS Roma. Seorang komentator pernah bilang, dengan merujuk sebuah kanal televisi Inggris yang kerap menayangkan film semi-porno, "Roma seperti Channel 5, tanpa Totti mereka bukan apa-apa".

Lahir dan besar di Roma, wajar jika Totti adalah fans berat Giallorossi sejak usia dini. Kini, Totti adalah pencetak gol dan penampil terbanyak sepanjang sejarah Roma. Banyak pula pengalamannya menghadapi derby melawan Lazio, seperti saat menunjuk jempol ke bawah menandakan kekhawatiran Lazio terjerumus degradasi musim lalu. Apakah mungkin Er Pupone berseragam Lazio suatu saat kelak?

0 komentar:

Posting Komentar